Penggunaan vape dan produk tembakau alternatif lainnya semakin populer di masyarakat, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Meskipun seringkali dipasarkan sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional, bukti ilmiah yang berkembang menunjukkan bahwa produk-produk ini juga memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan gigi dan mulut. Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menaruh perhatian serius pada isu ini dan secara aktif melakukan penelitian serta mempublikasikan temuan-temuan terbaru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh PDGI dan berbagai jurnal ilmiah lainnya menyoroti berbagai dampak buruk penggunaan vape dan produk tembakau alternatif terhadap kesehatan gigi dan mulut, di antaranya:
- Peningkatan Risiko Karies Gigi: Beberapa penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko gigi berlubang pada pengguna vape. Kandungan dalam cairan vape, termasuk propilen glikol dan perasa tambahan, dapat memengaruhi lingkungan mikroba di rongga mulut dan meningkatkan pertumbuhan bakteri penyebab karies. Selain itu, uap vape dapat mengurangi produksi air liur, yang berperan penting dalam membersihkan sisa makanan dan menetralkan asam di mulut.
- Penyakit Periodontal (Gusi): Penggunaan vape juga terkait dengan peningkatan risiko penyakit periodontal, seperti gingivitis (radang gusi) dan periodontitis (peradangan yang lebih parah yang dapat menyebabkan kerusakan tulang penyangga gigi dan kehilangan gigi). Kandungan nikotin dan bahan kimia lain dalam uap vape dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan memperburuk respons inflamasi pada jaringan gusi.
- Mulut Kering (Xerostomia): Banyak pengguna vape melaporkan mengalami mulut kering. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan rasa tidak nyaman, tetapi juga meningkatkan risiko karies dan infeksi mulut karena berkurangnya fungsi protektif air liur.
- Perubahan Warna Gigi: Penggunaan vape dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi, meskipun mekanismenya mungkin berbeda dengan pewarnaan akibat rokok konvensional. Partikel dan senyawa dalam uap vape dapat berinteraksi dengan permukaan gigi dan menyebabkan noda.
- Potensi Kanker Mulut: Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanismenya, beberapa studi awal menunjukkan bahwa bahan kimia dalam vape dapat merusak DNA dan berpotensi meningkatkan risiko kanker mulut dalam jangka panjang.
- Dampak pada Jaringan Lunak Mulut Lainnya: Penggunaan vape juga dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada jaringan lunak mulut lainnya, seperti lidah dan mukosa pipi.
PDGI secara aktif menyebarluaskan hasil-hasil penelitian ini melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk publikasi ilmiah, seminar, webinar, dan media sosial. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang akurat dan berbasis bukti kepada dokter gigi, tenaga kesehatan lain, dan masyarakat umum mengenai bahaya penggunaan vape dan produk tembakau alternatif terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Selain publikasi, PDGI juga merekomendasikan beberapa langkah penting:
- Peningkatan Edukasi: Mengintensifkan edukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda, mengenai risiko kesehatan gigi dan mulut akibat penggunaan vape dan produk tembakau alternatif.
- Pelibatan Tenaga Kesehatan: Mendorong dokter gigi dan tenaga kesehatan lain untuk secara aktif memberikan konseling dan informasi kepada pasien mengenai bahaya produk-produk ini.
- Dukungan Kebijakan: PDGI dapat memberikan masukan kepada pemerintah dalam perumusan kebijakan terkait regulasi produk vape dan tembakau alternatif untuk melindungi kesehatan masyarakat.
- Penelitian Lanjutan: Mendorong penelitian lebih lanjut untuk memahami secara lebih mendalam dampak jangka panjang penggunaan vape dan produk tembakau alternatif terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Dengan penelitian yang berkelanjutan dan upaya advokasi yang kuat, PDGI berkomitmen untuk melindungi kesehatan gigi dan mulut masyarakat dari bahaya penggunaan vape dan produk tembakau alternatif. Kesadaran yang meningkat dan tindakan pencegahan yang tepat diharapkan dapat mengurangi dampak negatif produk-produk ini pada kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.
No responses yet